Perempuan mendapatkan tempat di sebuah negara Islam merupakan sesuatu yang jarang terjadi. Namun Presiden terpilih Iran, Mahmoud Ahmadinejad, Minggu (6/9) mencalonkan seorang perempuan untuk duduk sebagai menteri pendidikan, menyusul penolakan parlemen atas pilihan pertamanya, demikian tulis ANTARA News yang dikutip dari kantor berita Mehr.
Nama perempuan yang dicalonkan oleh Ahmadinejad itu adalah Fatemeh Alia dan Ali Zabihi, masing-masing menjadi menteri pendidikan dan menteri energi, demikian ungkap Hamid-Reza Hajji-Babaei tentang surat yang dikirim Ahmadinejad kepada dewan pimpinan parlemen.
Sebelumnya parlemen Iran telah melakukan pemungutan suara untuk menentukan 18 menteri dan 21 anggota Kabinet berdasarkan usul Ahmadinejad. Dari semua itu ada tiga posisi yang di tolak, yaitu calon menteri pendidikan, kesejahteraan serta energi.
Selain itu Marziyeh Vahid Dastjerdi, adalah perempuan pertama di Iran yang setelah Revolusi Islam pada tahun 1979 yang mendapatkan posisi sebagai menteri kesehatan dengan persetujuan parlemen.
Peran wanita dalam dunia politik untuk membuat perubahan yang lebih baik bagi bangsanya semakin besar, bahkan di suatu negara yang notabene merupakan Negara Islam yang cukup keras menerapkan hukum Islam. Apa yang diraih para wanita ini adalah sebuah teladan agar para wanita dimanapun berada terus berkiprah untuk bangsanya.
Sumber : ANTARA News